Style ‘Anak Gunung’ yang Meng-influence
Oleh : Dimas Jarot Bayu
Oleh : Dimas Jarot Bayu
![]() |
Style 'anak gunung' yang menginspirasi. |
Perkembangan pakaian yang dikenakan oleh para pencinta alam di Indonesia khususnya di wilayah Universitas Padjadjaran, Jatinangor mengalami perkembangan di setiap eranya. Ilham Fauzi, Ketua Klub Aktivis Pegiat dan Pemerhati Alam (KAPPA) Fikom Unpad periode 2006-2007 atau biasa disapa Ojel mengatakan bahwa perkembangan mode di kalangan pencinta alam berkembang pesat mulai dari era 90an hingga sekarang.
Pada era 90-2000, mode yang dipakai oleh pencinta alam lebih cenderung mengikuti gaya hippies yang digabungkan dengan etnik lokal. Hippies merupakan sebutan untuk sebuah kaum yang mulai terbentuk di Amerika Serikat pada awal tahun 1960, dan resmi menjadi sebuah grup sosial pada tahun 1965. Pada awalnya kaum hippies adalah bagian yang terdiri atas kaum muda berkulit putih yang menganut tradisi Bohemians dan beatniks. Hippies (sebutan untuk kaum hippie) mengkritik kaum menengah ke atas, menentang senjata nuklir, beberapa di antaranya menganut sexual liberation, vegetarian, eco-friendly, dan identik dengan obat-obatan yang psychedelic. Mereka menjadikan seni alternatif, teater jalanan, musik folk dan psychedelic rock sebagai bagian dari gaya hidupnya, sekaligus sebagai media untuk mengekspresikan suara mereka mengenai berbagai isu sosial.
Memasuki era 2000-2005, mode dari para pencinta alam lebih cenderung ke gaya rocker heavy metal. Pencinta alam pada era ini lebih menyukai rambut gondrong, menggunakan slayer rantai, dan celana robek. Memasuki era setelahnya, mode yang biasa dipakai oleh para pencinta alam adalah dengan menggantungkan carabiner, sebuah alat yang biasa dilakukan untuk melakukan pemanjatan, pada pakaian ataupun aksesoris mereka.
![]() |
Tas khas anak gunung. |
Sekarang, para pencinta alam lebih menyukai mode dengan menggunakan merk-merk outdoor terkenal seperti Deuter, Karrimor, Vaude, Eiger, dan Consina. Mode ini juga yang kerap kali disebut mode ‘Anak Gunung’. Mode ini sekarang banyak menginfluence kalangan muda terutama mahasiswa.Banyak mahasiswa yang memang mengikuti mode ini dalam kehidupan sehari-harinya.
Alfath Aziz, mahasiswa Jurusan Jurnalistik Fikom Unpad angkatan 2011, mengatakan ia menyukai menggunakan mode ‘Anak Gunung’ ini karena ia merasa lebih nyaman dan senang menggunakan mode ini dibandingkan dengan mode lainnya yang ada. “Iya, gua lebih nyaman dan lebih seneng make setelan gunung daripada setelan anak-anak distro” kata Alfath.
Lain Alfath, lain pula Dzulkifli Nurindra. Mahasiswa Jurusan Humas Fikom Unpad angkatan 2010 ini mengatakan bahwa ia merasa lebih nyaman dan gagah apabila memakai mode ‘Anak Gunung’ tersebut. Ia menganggap bahwa mode tersebut mengindentifikasikan pemakainya sebagai individiu yang punya kepribadian bebas, tidak suka dikekang, dan cenderung asyik.
Deando Dwi Permana, Anggota Media dan Publikasi Kappa Fikom Unpad mengatakan bahwa mode ini dipakai olehnya yang pencinta alam untuk mengidentikkan dirinya dengan kegiatan yang sering ia jalani yaitu kegiatan alam bebas. Ia menambahkan bahwa mode itu sering dipakai olehnya untuk memenuhi kebutuhannya sebagai seorang pegiat alam bebas. Mode yang sekarang sudah meng-influence banyak anak muda sekarang ini dianggap olehnya sebagai sarana eksistensi diri, bahkan untuk orang-orang yang memang tidak sering melakukan kegiatan alam bebas. Hal ini pula dikatakan oleh Tantyo Anon Prasetya, Mahasiswa jurusan Jurnalistik Fikom Unpad angkatan 2010.
Ria Hermila, Ketua Kappa Fikom Unpad periode 2012-2013 mengatakan bahwa sebenarnya mode ini menjadi sering dipakai karena media sekarang ini sering menayangkan program yang berbau alam bebas. Hal inilah yang ia anggap menjadikan mode ini menjadi sering dipakai oleh anak muda meskipun kadang tidak sesuai dengan fungsi dari alat tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar